Strategi pemasaran era digital kini tengah marak digunakan pebisnis karena bisa mencakup jangkauan yang lebih luas dibandingkan pemasaran offline. Apakah Anda tertarik untuk gunakan strategi pemasaran era digital agar customer antri di bisnis? Simak 3 strategi ini agar customer antri di bisnis tanpa perang harga!
Perubahan arah strategi bisnis
Tak bisa dihindari perkembangan digital teknologi membawa trend baru di dunia pemasaran. Pebisnis yang biasanya menggunakan pemasaran offline untuk memasarkan bisnis mulai beralih ke pemasaran digital.
Perubahan ini tak semata hanya karena perkembangan digital teknologi semata, namun karena bertujuan untuk menangkap dan seirama dengan perubahan perilaku customer.
Strategi pemasaran era digital memiliki beberapa kelebihan dibandingkan offline, seperti mudah diakses, tidak memiliki batasan waktu dan menjangkau siapa saja dan dimana saja.
Kelebihan yang dijanjikan membuat banyak pebisnis yang mencoba peruntungan bisnis dengan menggunakan strategi pemasaran era digital dengan harapan customer akan antri di bisnis tanpa harus perang harga.
Namun walaupun memiliki banyak kelebihan dibandingkan pemasaran offline, bukan berarti pemasaran digital lebih mudah. Pemasaran era digital sama sulitnya dengan pemasaran offline bahkan bisa dibilang lebih kompleks karena harus berhubungan dengan robot ataupun algoritma yang tidak dipahami pebisnis.
3 dasar strategi pemasaran era digital

Layaknya menyusun strategi pemasaran offline, pebisnis pun juga harus menyusun strategi pemasaran era digital dengan cermat dan detail agar tidak malah merugi.
Global Winning Awards Business Coach, Coach Yohanes G. Pauly bahwa ada 3 dasar strategi pemasaran era digital yang harus dipahami oleh pebisnis:
Specific WHO
Banyak pebisnis yang fokus ke how atau bagaimana agar strategi pemasaran bisa berjalan. Padahal pertanyaan pertama yang harusnya dipikirkan adalah siapa yang akan menjadi sasaran utama yang akan membeli produk atau jasa.
Kesalahan terbesar pebisnis saat ditanya siapa yang paling memungkinkan untuk membeli produk atau jasa mereka, maka jawabannya adalah semuanya, dengan alasan bahwa semua orang bisa akses bisnis mereka.
Padahal tanpa pebisnis sadari mereka sedang berada dalam langkah awal kegagalan dalam menjalankan strategi pemasaran era digital karena tidak menentukan specific WHO.
Coach Yohanes G. Pauly mengibaratkan target spesifik atau specific WHO dengan menembak burung yang terbang dengan peluru terbatas. Tentunya dengan peluru terbatas tidak semua burung akan ditembak.
Terlebih lagi ada banyak kompetitor yang juga ingin menembak burung yang sebenarnya adalah burung yang diinginkan oleh pebisnis tapi pebisnis tersebut tidak menyadarinya dan si pebisnis malah menembak burung yang salah.
“Ibaratkan menembak burung, begitu juga dengan specific who saat melakukan strategi pemasaran. Jangan karena semua orang bisa mengakses maka semua orang adalah target Anda. Tentukan siapa spesifiknya, ingat kegagalan menentukan specific who adalah kegagalan awal strategi pemasaran Anda.” jelas Coach Yohanes G. Pauly.
Relevant WHERE

Setelah mendapatkan who yang spesifik, langkah berikutnya yaitu where. Jika sudah mendapatkan sasaran orang yang mungkin akan membeli di bisnis, maka tentukan dimana biasanya mereka berada.
Ibaratkan seperti menembak burung tadi, pebisnis sudah tahu jenis burung yang akan ditembak, bisa jadi jenis burung tersebut paling banyak ditemui di pohon X. Bila menembakkan peluru ke pohon tersebut, kemungkinan lebih banyak burung yang kena peluru.
“Kan kita sudah dapat target calon pembeli tertentu, selanjutnya kita harus tentukan dimana tempat yang paling banyak kita temui target pembeli tersebut. Sosial media apa yang lebih sering mereka gunakan? E-commerce apa yang lebih banyak mereka gunakan? Aplikasi apa yang paling favorit jika mau pesan makanan?” jelas Coach Yohanes G. Pauly.
Baca juga:
- Mau gunakan jasa digital marketing? Baca ini agar tidak rugi!
- Pecahkan rekor dunia, ini seminar bisnis paling favorit entrepreneur!
Beyond WHAT

Coach Yohanes G. Pauly yang juga Founder dan Master Coach di GRATYO® Practical Business Coaching menjelaskan bahwa dalam pemasaran era digital tidak cukup hanya dengan menjual produk atau barang yang bagus saja.
Pebisnis harus menjual beyond whatdengan menciptakan persepsi yang baik atas produk atau jasa dimata calon customer dan customer.
“Mulai dari harga Rp 100.000 bahkan lebih murah sudah bisa membeli jam tangan kan ya? Lalu kenapa ada jam tangan yang harganya bisa ratusan juta hingga miliaran padahal fungsinya sama dengan jam tangan Rp 100.000?” ujar Coach Yohanes G. Pauly.
Jawabannya adalah karena yang ditonjolkan bukan functional benefit melainkan emotional benefit yang menjual ke sisi emosional dan menyentuh hati customer.
“Jam tangan seharga ratusan juta itu bisa bicara mengenai persepsi tentang nilai dan gaya hidup, sejarah, identitas diri atau kepribadian. Makanya harganya bisa jauh lebih tinggi daripada jam tangan yang hanya menjual functional benefit.” tutup Coach Yohanes G. Pauly.
Jika pebisnis ingin bisnis bisa diantri customer tanpa perang harga dengan kompetitor maka pebisnis haruslah cerdas dan cermat dalam menyusun strategi pemasaran era digital.
Bagaimana bisnis bisa diantri customer jika dasar strategi pemasaran era digital saja tidak tahu?