Kinerja karyawan jelek dan jauh dibawah harapan? Makan hati karena ujung-ujungnya Anda harus kerjakan ulang pekerjaan karyawan Anda? Gunakan 3 langkah evaluasi kinerja karyawan ini agar memacu karyawan untuk bekerja seperti yang Anda harapkan!
Punya banyak karyawan tapi serasa kerja sendiri
Salah satu aset paling berharga di bisnis adalah right people atau punya karyawanyang tepat di bisnis. Bisnis yang punya karyawan yang tepat, bekerja dengan optimal dan sesuai target yang ditentukan tentunya akan membawa bisnis ke level yang lebih tinggi.
Namun bisnis yang karyawannya kerja asal-asalan hanya akan membuat bisnis makin merosot karena target yang diinginkan tidak tercapai. Akibatnya pebisnis harus bekerja ekstra untuk mengerjakan ulang pekerjaan karyawan dan bisnis tidak bisa berkembang.
Salah satu cara karyawan bisa bekerja dengan maksimal adalah dengan melakukan evaluasi kinerja karyawan. Tujuan evaluasi kinerja karyawan adalah untuk mengetahui bagaimana progress dan performa karyawan secara keseluruhan.
Idealnya pebisnis melakukan evaluasi kinerja karyawan secara periodik dan berkala agar tahu sebatas apa performa karyawan secara keseluruhan dan langkah apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kinerja dan performa tersebut.
3 langkah evaluasi kinerja karyawan agar bekerja optimal

Bagaimana cara evaluasi kinerja karyawan yang tepat agar pebisnis bisa tahu kondisi sebenarnya yang terjadi di karyawan? Apa standar dalam membuat evaluasi kinerja karyawan? Bagaimana cara untuk membaca dan menganalisa evaluasi kinerja tersebut? Dan bagaimana cara untuk mengatasi permasalahan atau hambatan agar kinerja karyawan bisa meningkat?
Global Awards Winning Business Coach, Coach Yohanes G. Pauly menjelaskan bahwa jika pebisnis ingin evaluasi kinerja karyawan bisa memberikan dampak yang positif terhadap bisnis, maka pebisnis harus melakukan evaluasi mulai dari nol.
Ada 3 langkah yang harus dilakukan oleh pebisnis agar evaluasi bisa memberikan dampak yang positif di bisnis:
1. TAL with WWW

TAL merupakan singkatan dari To Achieve List. Lalu apa bedanya To Achieve List dengan To Do List? Praktisnya, To Do List hanya berfokus pada apa yang akan dikerjakan, sedangkan To Achieve List adalah kumpulan tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan oleh masing-masing karyawan lengkap dengan tanggal pekerjaan tersebut sudah harus selesai.
Dalam pembuatan TAL juga harus dilengkapi dengan WWW yaitu what, who dan when. Fokus tugas apa yang akan dikerjakan (what), siapa yang harus melakukan (who), dan kapan akan selesai dilakukan (when). Inilah yang membedakan TAL dengan To Do List.
Misalnya pada bisnis agensi iklan. Karyawan A (who) ditugaskan mencari model pria untuk syuting iklan barber shop sesuai dengan list kriteria yang diinginkan sutradara dan klien (what). Karyawan A harus mendapatkan model pria ini dalam kurun waktu 3 hari (when).
“Tidak ada gunanya membuat evaluasi kinerja jika tidak ada standar dan alat ukur yang jelas. Sebagai langkah pertama untuk evaluasi kinerja, setiap karyawan wajib punya TAL yang jelas dan punya nilai ukur setiap bulannya.” ucap Coach Yohanes G. Pauly.
Baca juga:
- 3 Kesalahan Bisnis Keluarga Ini Bikin Bisnis Susah Raup Omzet!
- Ini Cara Rekrut Karyawan Idaman di Bisnis!
2. Effective Regular Meeting

Langkah kedua setelah setiap karyawan memiliki TAL yang jelas adalah pebisnis harus rutin mengadakan monitoring. Untuk itulah dibutuhkan adanya Effective Regular Meeting (ERM). ERM adalah meeting yang dilakukan teratur, efektif, dan mencapai sasaran dari pelaksanaan meeting.
Coach Yohanes G. Pauly menjelaskan saat pelaksanaanERM, pebisnis harus melakukan review terhadap TAL agar bisa memonitorkinerja karyawan. Melalui review inilah bisa dinilai mana karyawan yang bekerja mencapai target dan dibawah target.
Misalnya pada bisnis agensi iklan, karyawan A memiliki 10 TAL yang harus dicapai dalam 1 bulan. Pada ERM yang dilakukan setiap awal bulan, pebisnis akan me-review dari 10 TAL, berapa TAL yang berhasil diselesaikan oleh karyawan A.
“Bayangkan jika Anda tidak pernah me-review TAL karyawan Anda, Anda tidak akan pernah tahu berapa persentase target yang berhasil dicapai oleh karyawan Anda saat melakukan evaluasi kinerja karyawan.” ujar Coach Yohanes G. Pauly.
3. Key Performance Indicator & Monitoring (KPIM)

Sederhananya, Key Performance Indicator & Monitoring (KPIM) adalah rapor kerja karyawan Anda. Sama seperti anak sekolah, setiap karyawan harus punya rapor KPIM yang dihitung setiap bulan sebagai bentuk evaluasi.
Mungkin banyak pebisnis yang membuat Key Performance Indicator (KPI), namun bedanya dengan KPIM adalah adanya monitoring.
Maksudnya adalah setiap bulannya akan diurutkan siapa yang nilai KPIM-nya tertinggi dan terendah. Seluruh karyawan harus melihat urutan tersebut dan tentunya karyawan yang punya nilai KPIM terendah harus intropeksi diri dan bekerja lebih baik agar tidak dibawah lagi.
Nilai KPIM ini akan dikomparasikan setiap bulannya dan pebisnis bisa tahu dan mengambil kebijakan terhadap karyawan yang kinerjanya kurang bagus.
Dengan melakukan 3 langkah untuk evaluasi kinerja karyawan, pebisnis bisa memiliki standar dan patokan yang jelas, sehingga ada arah yang tepat saat melakukan evaluasi.
Pebisnis bisa tahu apa penyebab kinerja karyawan tidak sesuai harapan karena ada nilai yang akurat. Selain itu juga bisa mencari kendala utama yang dihadapi oleh karyawan dan mengambil keputusan yang bijak sehingga bisa membawa bisnis ke level yang lebih tinggi.