Bisnis Anda adalah jenis bisnis keluarga? Sering terlibat pertengkaran dengan generasi sebelumnya karena perbedaan sudut pandang? Bisnis susah berkembang dan omzet segitu-segitu saja? Hindari 3 kesalahan ini agar bisnis keluarga yang Anda jalankan bisa langgeng dan raup omzet yang berlimpah!
Bisnis keluarga: penuh dengan masalah
Jika Anda adalah penerus bisnis keluarga, Anda pasti familiar dengan rumor maupun isu negatif ini, mulai dari sering terjadi sengketa karena perbedaan pendapat, kutukan 3 generasi, hingga omzet yang susah naik
Untuk bisa membesarkan bisnis keluarga, tentunya banyak tantangan yang harus dihadapi oleh pebisnis, mulai dari alih posisi dan jabatan, sistemasi alur dan flow bisnis, hingga menyamakan tujuan dan goals karyawan agar tidak terpecah belah.
Global Awards Winning Business Coach, Coach Yohanes G. Pauly menjelaskan bahwa pebisnis harus menghindari 3 kesalahan fatal ini agar bisnis keluarga yang dijalankan bisa makin berkembang dan menghasilkan omzet yang berlimpah:
1. Tidak punya sistem yang align dari internal hingga eksternal

Kesalahan paling besar di bisnis keluarga adalah tidak punya sistem yang align sehingga sangat sering terjadi perbedaan pendapat antara si pebisnis dengan generasi sebelumnya.
Si penerus ingin membuat aturan dan sistem yang menurutnya lebih tepat diterapkan di bisnis, sedangkan generasi sebelumnya tidak setuju sehingga sering mengintervensi sistem di bisnis.
Ada dualisme sistem dan dua kapten di satu kapal. Akibatnya arah kapal tidak jelas dan kinerja karyawan juga terganggu.
Ini adalah kesalahan yang sangat umum dan sering terjadi di bisnis keluarga. Untuk menghindarinya, pebisnis harus duduk bersama untuk membuat sistem yang jelas di bisnis.
Coach Yohanes G. Pauly menjelaskan sebuah rahasia membuat sistem yang jalan di bisnis agar tidak ada dualisme adalah dengan menerapkan 8 langkah membangun sistem: SMARTER Business Goals, Business Strategy, Flowism, Organism, Mechanism, Quantification, Elimination, dan Automation.
Baca juga:
- Ini Cara Rekrut Karyawan Idaman di Bisnis!
- Cara Meningkatkan Penjualan Paling Efektif Tanpa Perang Harga!
2. “Mereka team-nya Papa, bukan team saya!”

Kesalahan kedua adalah pebisnis mengkotak-kotakkan karyawan yang ada di bisnis menjadi “orang lama”, yaitu karyawan yang bekerja sejak generasi sebelumnya dan “orang baru”, yaitu karyawan yang direkrut sendiri oleh si pebisnis.
Pebisnis harus melihat seluruh karyawan di posisi yang sama dan tidak memberikan perlakuan yang berbeda.
Tantangan besar lainnya adalah pebisnis tidak tahu apa yang harus dilakukan agar seluruh karyawan bisa punya satu visi dan sadar bahwa bisnis yang tengah berjalan saat ini berbeda style, arah, dan kapten kapal dengan bisnis sebelumnya.
“Karena karyawan yang bekerja di bisnis pernah bekerja dengan generasi sebelumnya, sangat penting bagi pebisnis untuk mengumpulkan karyawan dan memastikan bahwa karyawan punya goals dan tujuan bisnis yang sama.” ucap Coach Yohanes G. Pauly.
Untuk membuat karyawan punya goals yang sama di bisnis keluarga, pebisnis bisa menggunakan effective regular meeting. Effective regular meeting ini dilakukan antara atasan bawahan dan sesama karyawan agar ada arah dan pijakan yang jelas di bisnis.
3. Selalu menjual fungsi produk dan jasa

Kesalahan ketiga adalah pebisnis terlalu fokus menjual fungsi produk atau jasa dan tidak pernah menjual persepsi dan emotional benefit ke customer.
Anggapan bahwa bisnis keluarga lebih mudah bersaing dengan kompetitor dan pendatang baru jelaslah tidak benar.
“Ingat, durasi lama Anda mendirikan bisnis tidak bisa menjamin customer pasti akan lebih memilih bisnis Anda dibanding bisnis yang baru. Karena di mata customer, berapa lama bisnis sudah beroperasi bukanlah sebuah nilai tambah.” ucap Coach Yohanes G. Pauly.
Oleh karena itu, pebisnis harus membangun persepsi dan fokus pada emotional benefit yang bisnis jual agar bisa menarik calon customer membeli di bisnis. Dengan adanya persepsi dan emotional benefit, customer akan selalu kembali dan setia membeli di bisnis.